This Is Translate

Sabtu, 17 Maret 2012

Si Sigarlaki Dan Si Limbat

Pada zaman dahulu di Tondano hiduplah seorang pemburu raksasa yang bernama Sigarlaki. Ia sangat terkenal dengan keahliannya menombak. Tidak satupun sasaran yang luput dari tombakannya. Sigarlaki mempunyai seorang pelayan yang sangat setia bernama Limbat. Hampir semua pekerjaan yang diperintahkan oleh Sigarlaki dikerjakan dengan baik oleh Limbat. Meskipun terkenal sebagai pemburu yang handal, pada suatu hari mereka tidak berhasil memperleh satu ekor binatang bruran. Kekesalannya akhirnya memuncak ketika Si Limbat melaporkan pada majikannya bahwa daging persedian mereka dirumah sudah hilang dicuri orang.

Tanpa pikir panjang, si Sigarlaki langsung menuduh pelayannya itu mencuri daging persediaan mereka. Si Limbat menjadi sangat terkejut. Tidak pernah diduga majikannya akan tega menuduh dirinya sebagai pencuri. Lalu si Sigarlaki meminta si Limbat untuk membuktikan bahwa bukan dia yang mencuri. Caranya adalah Sigarlaki akan menancapkan tombaknya ke dalam sebuah kolam. Bersamaan dengan itu Si Limbat disuruhnya menyelam. Bila tombak itu lebih dahulu keluar dari kolam berarti Si Limbat tidak mencuri. Apabila si Limbat yang keluar dari kolam terlebih dahulu maka terbukti ia mencuri.

Syarat yang aneh itu membuat si Limbat ketakutan. Ttapi bagaimanapun juga ia berkehendak untuk membuktikan dirinya bersih. Lalu ia pun menyelam bersamaan dengan Sigarlaki menancapkan tombaknya. Baru saja menancapkan tombaknya, tiba-tiba Sigarlaki elihat ada seekor babi hutan minum di kolam. Dengan segera ia mengangkat tombaknya dan dilemparkannya kearah babi hutan itu. Tetapi tombakan itu luput. Dengan demikian seharusnya si Sigarlaki sudah kalah dengan si Limbat. Tetapi ia meminta agar pembuktian itu diulang lagi.

Dengan berat hati si Limbat pun akhirnya mengikuti perintah majikannya. Baru saja menancapkan tombaknya di kolam, tiba-tiba kaki sigarlaki digigit oleh seekor kepiting besar. Iapun kesakitan dan tidak sengaja menngangkat tombaknya. Dengan demikian akhirnya si Limbat yang menang. Ia berhasil membuktikan bahwa dirinya tidak mencuri. Sedangkan Sigarlaki karena sembarangan menuduh, terkena hukuma digigit kepiting besar.

(Diadaptasi secara bebas dari Drs. J Inkiriwang dkk, "Sigarlaki dan Si Limbat," Dept. P dan K, Cerita Rakyat Daerah sulawesi Utara, Jakarta: Dept. P dan K, 1978/1979)